Bagaimana menyikapi perbedaan penentuan Awal Ramadhan?

August 22, 2025 by
Bagaimana menyikapi perbedaan penentuan Awal Ramadhan?
Islam Solusi


Assalamualaikum wr.wb

Ustadz, ketika memasuki bulan Ramadhan seringkali terjadi perbedaan penentuan Awal Ramadhan. Untuk jenis kit apa ini bisa digunakan?


Salam sejahtera bagimu wr.wb

Bismillahirrahmanirrahim…

Cuacanya panas sekali, Ramadan, Syawal, Dzulhijjah masih panjang, dan uang di rumah juga banyak. Kalau mau hemat, lebih baik tidak menikah, lebih baik bagi umat Muslim yang beragama Islam daripada Anda.

Kalau duitnya sudah diindividualisasikan, hari tua dikirim, hari tua gratis, duitnya di meja, yang tua, yang punya duit, yang punya duit, yang punya duit, yang punya duit, yang bayar ...

Ibnu Umar Radhiallahu 'Anhuma menceritakan:

Ketika orang-orang melihat hilal, maka aku kabari Rasulullah saw. bahwa aku telah melihatnya. Maka beliau pun berpuasa dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa.

“Orang-orang berhati baik, semoga Allah melindungi Rasulullah, semoga Allah memberkahinya, melimpahkan rahmat-Nya, dan melimpahkan rahmat-Nya. Lalu, ia akan mampu mengingat bahwa orang-orang tidak akan didengar.” (HR. Abu Daud no. 2342, shahih)

Begitu menariknya dalam riwayat berikut:

Sekelompok orang datang kepada Nabi (saw), seraya bersaksi bahwa mereka telah melihat hilal sehari sebelumnya. Beliau memerintahkan mereka untuk berbuka puasa, dan ketika fajar tiba, mereka harus pergi ke tempat salat mereka.

“Beginilah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang data yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berhak untuk melakukannya. Shahih)

Orang-orang ini mengutus saya, Ibnu Umar tidak memutuskan sendiri, atau orang-orang yang melihat hilal pun tidak memutuskan sendiri, tapi tetap dilaporkan kepada Rasulullah, saw, sebagai pemimpin saat itu, lalu Beliau yang memutuskan. Hadits yang kedua juga demikian, orang-orang yang sudah melihat hilal tidak memutuskan sendiri tetapi dilaporkan dulu ke Rasulullah, saw, sebagai pemimpin.

Hadits ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Puasa adalah hari di mana kamu berpuasa, berbuka adalah hari di mana kamu berbuka, dan Idul Adha adalah hari di mana kamu berkurban.

“Puasa itu adalah di hari kalian (umat Islam) berpuasa, hari raya adalah pada saat kalian berhari raya, dan berkurban/ Idul Adha di hari kalian berkurban.” (HR. At Tirmidzi No. 697, Shahih. Lihat Ash Shahihah No. 224)

Imam at Tirmidzi menjelaskan: “Dan sebagian ahli ilmu menafsirkan hadits ini, mereka berkata: apa yang kita hadits ini adalah berpuasa dan berbuka adalah bersama jam’ah dan mayoritas orang (Ummat Islam).” (Ibid)

Imam Abul Hasan As Sindi menyebutkan dalam Hasyiah As Sindi 'Ala Ibni Majah:

Tampaknya maknanya adalah bahwa individu tidak memiliki suara dalam hal-hal ini dan mereka tidak memiliki hak untuk menjadi unik dalam hal-hal tersebut. Sebaliknya, urusan tersebut berada di tangan imam dan jemaah, dan wajib bagi individu untuk mengikuti imam dan jemaah. Berdasarkan hal ini, jika seseorang melihat hilal dan imam menolak kesaksiannya, tidak satu pun dari hal-hal ini yang dapat dibuktikan terhadapnya, dan ia harus mengikuti jemaah. Dalam hal ini

“Jelas, orang yang memilikinya di dalam diriku harus menggunakannya untuk membagikannya kepadaku (dari keluarga Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha, dengan sebuah pena) untuk dibagikan secara individu. Orang ini memiliki sebuah tas kecil yang harus kukirimkan kepadaku. Hal ini diperlukan untuk menerima (imam) dari orang-orang yang hidup dalam Islam, dan untuk memilih orang yang ingin hidup dalam Islam. Persaksian tersebut dan wajib baginya untuk mengikuti mayoritas umat Islam dalam permasalahan itu.” (Hasyiah As Sindi 'Ala Ibni Majah, 3/431)

Ormas, bagi pakar, posisinya sebagai mitra, diskusi pria, di bulan ini. Ini adalah hal terpenting yang dapat digunakan, tetapi juga dapat digunakan dalam berbagai cara. Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan, mudah digunakan, dan sesuai dengan keinginan Anda. Rapat RT-RW saja seperti itu.

Imam Al Qarrafi Rahimahullah mengatakan:

Ketahuilah bahwa putusan hakim dalam masalah ijtihad itu menyelesaikan perselisihan, dan orang yang berbeda pendapat akan kembali dari mazhabnya kepada mazhab hakim, dan fatwanya pun berubah setelah putusan tersebut.

Ketahuilah, bahwa keputusan pemimpin dalam masalah yang masih diijtihadkan adalah menghilangkan kemiripan, dan hendaknya orang menyelisihi ruju' (kembali) dari pendapatnya kepada pendapat hakim (pemimpin) dan dia mengubah fatwanya setelah keluarnya keputusan hakim. (Anwarul Buruq fi Anwa'il Furuq, 3/334. Mawqi' Al Islam)

Syaikh Khalid bin Abdullah Muhammad Al Mushlih mengatakan:

Jika penguasa kaum Muslimin mengeluarkan suatu keputusan yang menurutmu berdosa, sedangkan masalahnya adalah perselisihan, maka wajib bagimu untuk menaatinya. Tidak ada dosa bagimu, karena keputusan penguasa itu dapat menghilangkan perselisihan.

Umat ​​Islam juga dapat memperhatikan kebutuhan orang-orang yang berhak hidup di dunia, dan inilah yang mereka miliki di dunia, yaitu apa yang ditawarkan oleh Masalahn dan apa yang salah dengan mereka, apa itu barang bawaan wajib, dan apa yang tertinggal, apa itu? Jika Anda ingin memiliki bekal, maka Anda akan memiliki cukup uang untuk melakukannya. (Syarh Al 'Aqidah Ath Thahawiyah, 16/5. Mawqi' Syabakah Al Islamiyah)

Demikian pula, dalam peribadatan yang bersifat kolektif (jama'i) seringkali kita harus mengalahkan emosi dan fanatisme kelompok dan pribadi demi kebersamaan umat Islam. Inilah alasan mengapa ini adalah hal yang paling penting di dunia, dan inilah yang terjadi selanjutnya.

Wallahu A'lam

Jawaban - Ustadz Farid Nu'man Hasan, SS., M.Sos


Bagaimana menyikapi perbedaan penentuan Awal Ramadhan?
Islam Solusi August 22, 2025
Share this post
Tags
Archive